Topologi Jaringan
Saluran distribusi yang umum digunakan yaitu saluran udara dan saluran dalam tanah, di PLN umumnya dikenal sebagai Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM). Perbedaan utama dalam sistem penyaluran tersebut adalah dari segi keandalan dan sisi biaya. Disisi keandalan jelas bahwa SKTM lebih handal daripada SUTM karena relative tidak begitu terpengaruh oleh pepohonan ataupun gangguan cuaca sedang dari segi ekonomi atau biaya jelas bahwa SUTM jauh lebih murah dibandingkan dengan SKTM.
Sistem JTM secara garis
besar umumnya dibagi dalam 5 bentuk konfigurasi jaringan :
1. Sistem Radial
2. Sistem open loop / Tie Line
3. Sistem
close loop
4. Sistem Cluster
5. Sistem Spindel
1. Sistem Radial
Sistem Radial ini
merupakan sistem jaringan distribusi tegangan menengah yang paling sederhana,
murah, banyak digunakan terutama untuk sistem yang kecil, kawasan pedesaan.
Umumnya digunakan pada SUTM proteksi yang digunakan tidak rumit dan
keandalannya paling rendah.
2. Sistem Open Loop
Sistem Open Loop merupakan
pengembangan dari sistem Radial, sebagai akibat diperlukannya keandalan yang
lebih tinggi dan umumnya sistem ini dapat dipasok dalam satu gardu induk.
Dimungkinkan juga dari gardu induk lain tetapi harus dalam satu sistem di sisi
tegangan tinggi karena hal ini diperlukan untuk memudahkan manufer beban pada
saat terjadi gangguan atau kondisi-kondisi pengurangan beban. Proteksi untuk
sistem ini masih sederhana tetapi harus memperhitungkan panjang jaringan pada
titik manufer terjauh di sistem tersebut. Sistem ini umunya banyak digunakan di
PLN baik pada SUTM maupun SKTM.
3. Sistem Close Loop
Sistem Close Loop ini
layak digunakan untuk jaringan yang dipasok dari satu gardu induk, memerlukan
sistem proteksi yang cukup rumit biasanya menggunakan rele arah (directional).
Sistem ini mempunyai kehandalan yang lebih tinggi dibandingkan sistem lainnya,
dan sistem ini jarang digunakan di PLN tetapi biasanya dipakai untuk
pelanggan-pelanggan khusus yang membutuhkan keandalan tinggi.
4. Sistem Spindle
Sistem
spindle merupakan sistem yang relatif handal karena disediakan satu buah
express feeder yang merupakan feeder/ penyulang tanpa beban dari gardu induk
sampai Gardu Hubung / GH refleksi, banyak digunakan pada jaringan SKTM. Sistem
ini relatif mahal karena biasanya dalam pembangunannya sekaligus untuk
mengatasi perkembangan beban di masa yang akan datang, Proteksinya relatif
sederhana hampir sama dengan sistem Open Loop. Biasanya di tiap-tiap feeder
dalam sistem spindle disediakan gardu
tengah (middle point) yang berfungsi untuk titik manufer apabila terjadi
gangguan pada jaringan tersebut.
5. Sistem Cluster
Sistem Cluster ini merupakan hampir mirip dengan sistem spindle.
Dalam sistem Cluster tersedia satu express feeder yang merupakan feeder atau
penyulang tanpa beban yang digunakan sebagai titik menufer beban oleh feeder
atau penyulang lain dalam sistem Cluster tersebut. Proteksi yang diperlukan
untuk sistem ini relatif sama dengan sistem Open Loop atau sistem Spindle.
Gb. 5 Sistem Cluster |
Dalam beberapa wilayah sistem jaringan distribusi tersebut juga
dikontrol dari jarak jauh (remote control) oleh Unit Pengatur Distribusi (UPD). Dengan membuat
topologi jaringan yang baik akan didapat performanfe jaringan yang handal dan
optimal dalam arti akan diperoleh
kerugian energi jaringan yang lebih kecil dan pelayanan ke pelanggan
lebih baik dari sisi missal mutu tegangan ke pelanggan.
Dalam membuat / menentukan topologi jaringan perlu dilakukan
perhitungan2 analisa teknis pada jaringan yang meliputi :(1) Analisa Aliran Daya, (2) Analisa Hubung singkat, (3) Analisa drop tegangan, (4) pengaturan beban agar optimal.
Pengoperasian Sistem Jaringan
Distribusi
Dalam mengoperasikan sistem
jaringan distribusi, ada 4 hal pokok yang perlu menjadi perhatian adalah :
- Reliability
/ keandalan
- Contunuity
/ Kontinuitas
- Quality / Kualitas
- Flexibility
a. Realibility / Keandalan :
Merupakan ukuran keandalan suatu jaringan, yang dimaksud dengan keandalan jaringan adalah besarnya keberhasilan operasi dari suatu jaringan untuk bekerja sesuai dengan fungsinya, untuk perioda tertentu selama masa operasinya, pada kondisi operasi tertentu.
Merupakan ukuran keandalan suatu jaringan, yang dimaksud dengan keandalan jaringan adalah besarnya keberhasilan operasi dari suatu jaringan untuk bekerja sesuai dengan fungsinya, untuk perioda tertentu selama masa operasinya, pada kondisi operasi tertentu.
Indikator reliability suatu sistem
distribusi dinyatakan dalam SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)
dan SAIDI (System Interruption Duration Index)
.
SAIFI
= Total No Customers Interrupted
Total No Customers
=
(No Customers Interrupted) *
(No. of Interruptions
Total No Customers
SAIDI
= Σ Customers Interrupted
Durations
Total No. of Customers
= Σ
(Durations of Outage) * (No. Customer Affected)
Total No
Customers
Kontinuitas
pelayanan yang merupakan salah satu unsur dari mutu pelayanan tergantung pada
macam sarana penyalur dan peralatan pengaman dan juga keandalan peralatannya.
Sarana penyalur,
jaringan distribusi mempunyai tingkat kontinuitas yang tergantung padasusunan saluran dan cara pengaturan operasinya dan pemeliharaannya, yang pada
hakekatnya direncanakan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan sifat beban.
Tingkat kontinuitas tersesebut dibagi
dalam 5 kategori sebagai berikut :
Kategori 1
|
:
|
Padam beberapa jam yaitu waktu
yang diperlukan untuk melokalisir dan menemukan titik gangguan, kemudian
ditambah dengan waktu perbaikannya.
Jaringan radial dengan satu sumber
pengisian / GI termasuk dalam tingkatan ini.
|
Kategori 2
|
:
|
Pemadaman satu sampai dua jam
yaitu waktu yang diperlukan untuk melokalisisr gangguan dan melakukan manuver
untuk menyalakan bagian-bagian jaringan dari sumber semula atau sumber
pengisian lain.
|
Kategori 3
|
:
|
Padam beberapa menit, berarti
tidak mungkin mengirim orang untuk mengatasi gangguan. Manuver dilakukan oleh
petugas yang ditempatkan di Gardu Induk dengan sistem kontrol lokal atau
dengan sistem tele kontrol melalui Unit Pengatur Distribusi.
|
Kategori 4
|
:
|
Padam beberapa detik ; pengamanan
dan manipulasi secara otomatis
|
Kategori 5
|
:
|
Tanpa padam ; dilengkapi Instalasi
cadangan terpisah dan otomatis penuh atau Uninterupted Power Supply (UPS)
|
c. Quality / Kualitas
Fungsi sistem distribusi ialah menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat
suplai, dalam hal ini dapat dari Gardu Induk atau Pusat pembangkit ke pusat-pusat /
kelompok beban (Gardu Transformator / Distribusi dan komponen, dengan mutu yang
memadai).
- Variasi frekuensi :Pada umumnya peralatan listrik memiliki toleransi perubahan frekuensi yang kecil. Persyaratan ini tidak saja untuk mendapatkan performansi yang maksimum dari alat tersebut tetapi juga untuk menjaga mutu produk alat tersebut. Dapat dimengerti pada pabrik pertenunan misalnya bila putaran motornya berubah sebagai akibat perubahan frekuensi mutu hasil tenunannya juga akan berubah. Standar variasi frekuensi adalah ± 1 %
- Variasi
tegangan : Variasi
tegangan disebabkan oleh jatuh tegangan (voltage drop) sebagai akibat kenaikan
beban pada sebuah penyaluran dan juga disebabkan oleh diaktifkannya sistem line
drop compensation pada pengatur tegangan sumber listriknya. Variasi tegangan
yang melewati spesifikasi suatu peralatan akan mengurangi performansi alat
tersebut. Standar variasi tegangan pada sistem distribusi adalah sebesar +5 %,
-10 %
- Kelip
(fliker) : Penyebab kelip
antara lain ialah asut motor kecil di instalasi rumah tangga dan asut motor
besar (sampai ribuan KW!) pada sistem. Kelip akan bertambah parah bila
motor-motor tersebut diasut langsung, ttetapi ini bukanlah berarti asut
langsung motor-motor listrik dilarang. Kelip juga banyak disebabkan oleh tanur
busurnya relatif terlalu besar dibandingkan daya hubung singkat titik sambung
bersama.
- Hilang Tegangan Sekejap (Voltage Dip) : Hilang tegangan
sekejap antara lain disebabkan oleh terjadinya hubung singkat. Hilang tegangan
sekejap baru akan hilang bila hubung singkat tersebut sudah dipisahkan dengan
menggunakan relay. Hilang tegangan sekejap akan merubah putaran
motor induksi sesaat, mengakibatkan perubahan mutu produk motor tersebut.
Misalkan motor memutar mesin pertenunan, pada saat hilang tegangan sekejap
terjadi mutu tenun akan berubah; meskipun perubahan mutu ini hanya sebagian
kecil tetapi akan merusak mutu kain hasil tenunan untuk satu gulungan kain
tersebut.
Mengingat batas tegangan pelayanan sesuai SPLN
adalah + 5%, dan – 10% dari tegangan nominal, maka definisi lama kedip adalah
waktu mulainya tegangan jatuh di bawah 90% tegangan nominal sampai dengan
tegangan pulih (restorasi) sebesar 95% tegangan nominal dengan hysterisis 5%.
- Keseimbangan
tegangan : Ketidak
seimbangan tegangan antara lain disebabkan oleh: (1) Adanya kontak kendor penghantar Netral dan fasa netral
tidak seimbang, (2) Adanya beban tidak seimbang yang relatif sangat
besar.
Kasus kontak
kendor pada penghantar netral hanya timbul pada sistem 4 kawat tegangan rendah.
Kasus ini timbul karena: (1) Mur atau penjepit pelebur yang mengendor karena daya
pegas yang menurun akibat panas arus listrik, (2) Mutu penyambung jepit (tooth compression
connector) pada kabel udara dipilih yang kurang terbaik.
- Harmoniks. : Ada dua masalah harmonik, harmonik tegangan dan harmonik arus. Harmonik tegangan akan mengurangi performansi peralatan dan harmonik arus akan mengurangi ketelitian meter elektro mekanis. Harmonik tegangan disebabkan antara lain oleh arc furnace. Harmonik arus disebabkan antara lain oleh beban yang tidak linier seperti lampu discharge yang digunakan untuk penerangan jalan karena itu perlu diperhatikan meter kWh yang digunakan mengukur pemakaian lampu penerangan jalan.
d. Flexibility :
Dalam mengoperasikan jaringan diperlukan fleksibilitas operasi yaitu sampai sejauh mana alternatif² suplai tenaga listrik, kemampuan daya penghantar, kemampuan peralatan, kemudahan maneuver beban antar feeder / penyulang dalam satu gardu induk ataupun dari gardu induk lain.
e. Peralatan Swiching
Dalam penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi diperlukan peralatan2 switching / pemutus aliran tenaga listrik baik dalam kondisi berbeban maupun untuk kondisi tanpa beban. Makin tinggi tegangan pelayanan makin mahal peralatan swiching ini, karena diperlukan teknologi khusus untuk memutuskan busur api yang terjadi pada saat proses switching ini.
Aliran Beban dan Perbaikan Tegangan :
Perbaikan tegangan untuk mengatasi
permasalahan “jaringan distribusi panjang” hanya dapat dilakukan dengan cara
pengaturan tegangan otomatis yang secara teknis dapat dilakukan denagn
mengkombinasikan pengaturan pada sadapan transformator, shunt capasitor atau
booster transformer.
- Harmoniks. : Ada dua masalah harmonik, harmonik tegangan dan harmonik arus. Harmonik tegangan akan mengurangi performansi peralatan dan harmonik arus akan mengurangi ketelitian meter elektro mekanis. Harmonik tegangan disebabkan antara lain oleh arc furnace. Harmonik arus disebabkan antara lain oleh beban yang tidak linier seperti lampu discharge yang digunakan untuk penerangan jalan karena itu perlu diperhatikan meter kWh yang digunakan mengukur pemakaian lampu penerangan jalan.
d. Flexibility :
Dalam mengoperasikan jaringan diperlukan fleksibilitas operasi yaitu sampai sejauh mana alternatif² suplai tenaga listrik, kemampuan daya penghantar, kemampuan peralatan, kemudahan maneuver beban antar feeder / penyulang dalam satu gardu induk ataupun dari gardu induk lain.
e. Peralatan Swiching
Dalam penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi diperlukan peralatan2 switching / pemutus aliran tenaga listrik baik dalam kondisi berbeban maupun untuk kondisi tanpa beban. Makin tinggi tegangan pelayanan makin mahal peralatan swiching ini, karena diperlukan teknologi khusus untuk memutuskan busur api yang terjadi pada saat proses switching ini.
Pada jaringan distribusi peralatan
switching misalnya Circuit Breaker / Pemutus Tenaga 20 kV biasanya menggunakan Gas (SF6) switch atau Vacumm Switch, ada juga
yang yang menggunakan media udara seperti Load Break Switch (LBS) atau Pole Top
Switch / Disconnecting Switch (jenis pemutus tanpa beban) pada SUTM, Recloser, Sectionalizer
Hal² yang perlu menjadi perhatian
dalam peralatan tenaga listrik adalah kemampuan peralatan tersebut berfungsi
dengan baik sesuai dengan spesifikasi teknis peralatan tersebut.
Spesifikasi teknis peralatan distribusi
biasanya dinyatakan dalam besaran2 sebagai berikut :
- Rated Voltage
- Rated Current
- Rated Frequency
- Rated short-time withstand-current
- Rated Making Current
- Rated Breaking Current Basic
Insulation Level / Lightning impulse withstand voltage Electrical Life Mechanical Life Standard (IEC, NEC, VDE, SAA, ANSI, SNI, SPLN
dll)
Dengan menggunakan peralatan yang
mempunyai spesifikasi teknis yang tepat sesuai yang diperlukan akan membuat
peralatan menjadi bermanfaat dan berdaya guna secara maksimal. Kesalahan dalam
pemilihan peralatan yang mempunyai spesifikasi teknis yang tidak sesuai dapat
berakibat memburuknya pelayanan pada pelanggan.
Beberapa contoh peralatan switching
dalam jaringan distribusi :
Recloser 20kV SUTM
|
Load Break Switch 20 kV Media Pemutus Gas SF6
|
Cubicle Set Gardu Distribusi
|
Peralatan Switching seperti Cubicle
dengan Pemutus tenaga, recloser, sectionalizer biasanya dilengkapi dengan
peralatan control electronis yang akan mengatur fungsi dari peralatan switching
tersebut melalui rele proteksi.
Peralatan switching akan bekerja
optimal apabila unjuk kerja rele dan
peralatan bantunya mampu berkoordinasi dengan proteksi lain dalam system
jaringan distribusi dan ini merupakan “art & science”.
Aliran Beban dan Perbaikan Tegangan :
Pada saat merencanakan Jaringan
Distribusi umumnya telah dipertimbangkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya
“penurunan tegangan” karena “beban-puncak” akibat “penambahan beban”, dan
“kenaikan-tegangan” karena “beban-rendah” akibat “pelepasan beban” disisi
konsumen. Akibat adanya variasi beban ini, maka disisi konsumen pada saat-saat
tertentu akan terjadi variasi tegangan yang besarnya berada antara
tegangan-minimum dan tegangan-maksimum.
Variasi penurunan-tegangan dan
kenaikan-tegangan di penyulang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) diatur dalam ketentuan SPLN 1 : 1995. Sebagai akibat
logis dari ketentuan SPLN ini, maka panjang jaringan harus dibatasi agar pelayanan
tegangan terhadap konsumen berada dalam batas tegangan yang diijinkan sesuai
dengan standar SPLN .
Dalam pengoperasiannya dapat terjadi penambahan
JTM atau JTR sehingga melampaui panjang jaringan yang telah direncanakan dalam
rangka memenuhi permintaan penyambungan listrik dari calon konsumen sesuai
perjalanan waktu. Akibatnya bila tidak dilakukan pengaturan tegangan secara
otomatis, variasi tegangan pelayanan di konsumen akan berada di bawah
tegangan-minimum ketika beban-puncak dan berada di atas tegangan-maksimum
ketika beban rendah.
Perbaikan tegangan dan
kompensasi daya reaktif ,
Pembebanan pada jaring distribusi dan voltage profile
Pembebanan pada jaring distribusi dan voltage profile
Pengalaman teknis
menunjukan bahwa panjang jaringan distribusi untuk sistem distribusi diharapkan
tidak melebihi besaran 1 km / kV sehingga untuk sistem tegangan distribusi 20
kV disarankan tidak melebih dari 20 km, tetapi pada kenyataannya panjang
jaringan distribusi PLN terutama SUTM sebagian besar lebih dari 20 km, sehingga
untuk memenuhi besaran variasi tegangan yang distandarkan sebesar -10 % : +5% diperlukan peralatan tambahan untuk
memenuhi kriteria tersebut yang dalam pelaksanaannya jarang dilakukan karena
pertimbangan biaya yang cukup besar.
Perbaikan tegangan pada
jaringan distribusi dilakukan dengan berbagai cara :
a. Pengaturan
tegangan Gardu Induk dan sadapan Trafo Distribusi
b. Perbaikan
tegangan dengan kapasitor
c. Perbaikan
tegangan melalui pengontrolan otomatis Tap dengan Pengatur Tegangan Otomatis
(AVR) atau Booster
Gb. VSUTM setelah & sebelum pemasangan
kapasitor
|
Ketidakan seimbangan tegangan akan berpengaruh pada rugi2 baik rugi daya aktif dan daya reaktif, ketidak seimbangan ini dapat diakibatkan oleh ketidak seimbangan beban maupun ketidak seimbangan impedansi saluran. Dan ketidak seimbangan ini dapat diperkecil dengan menggunakan kompensasi daya reaktif / capasitor.
Pengaturan Beban :
Dalam
suatu sistem jaringan distribusi tegangan menengah perlu dilakukan pengaturan2
pengoperasiannya yang meliputi pemantauan beban trafo GI, pengaturan beban
penyulang, pengaturan tegangan kirim dari Gardu Induk . Pengaturan ini
dilakukan baik dalam kondisi normal, kondisi gangguan maupun kondisi darurat.
Secara umum, fungsi dari pengaturan
beban adalah:
- Mengoperasikan
Jaringan Distribusi secara terus menerus 24 jam se-hari (real time) dalam
kondisi normal maupun gangguan, dalam rangka menjaga mutu dan keandalan
penyaluran tenaga listrik kepada konsumen.
- Mengamati
dan menganalisis perkembangan beban Jaring Distribusi (Trafo Gardu Induk ,
JTM, Trafo Distribusi, JTR ) untuk mengantisipasi terjadinya Over Load
- Mempercepat
proses pemulihan gangguan (khususnya di JTM) dengan cara melakukan manuver
pada JTM
- Memperkecil
terjadinya pemadaman pada konsumen, akibat pemeliharaan Jaring Distribusi.
Mekanisma dispatching dan prosedurnya
- Gangguan Permanen pada jaringan distribusi
- Gangguan pada GI
- Pemeliharan
(jaringan, trafo GI)
- Peningkatan
Keandalan untuk acara penting
- Pengurangan beban akibat kekurangan sistem pembangkit
Dalam
melakukan pengaturan beban perlu diperhatikan hal - hal sebagai berikut :
1. Kondisi sistem secara umum (Normal, Siaga)
2. Standing Operation Prosedure (SOP)
3. Daya mampu Trafo GI
4. Kemampuan Jaringan (SKTM. SUTM)
5. Peralatan Proteksi dan switching
6. Proses manuver beban
7. Koordinasi antar unit PLN
8. Paralel sesaat (Tegangan, urutan fasa sama)
9. Beban - beban utama, penting
10. Pelanggan - pelanggan khusus (yang sensitif mutu tegangan)
Deteksi dan penanggulangan gangguan jaringan distribusi
Sumber gangguan pada
sistem distribusi dapat berasal dari dalam sistemnya sendiri dan gangguan dari
luar.
Gangguan dari dalam antara lain
ialah :
-
Tegangan lebih dan arus lebih
-
Pemasangan tidak baik, diantaranya pada SKTM :
§ Pemasangan
sambungan / terminasi tidak baik
§ Selama
proses pemasangan kabel tidak sempurna ujung kabel tidak ditutup sehingga air
dapat masuk kabel sehingga mudah timbul treeing.
§ Penggelaran
kabel tidak mengikuti cara yang benar sehingga umur kabel tidak lama ataupun
tidak seperti yang diharapkan.
- Pemasangan kabel tidak mengikuti aturan, misalnya peletakkan kabel saling berdekatan,
sehingga timbul panas dan dalam pengoperasian tidak diadakan penurunan kemampuan
karena panas diatas.
-
Penuaan
-
Beban
lebih
-
Peralatan yang dipasang tidak memenuhi standar
Gangguan dari
luar untuk saluran kabel tegangan menengah (SKTM) antara lain:
-
Gangguan mekanis karena pekerjaan galian saluran lain
-
Kendaraan
yang lewat diatasnya
-
Surja
petir lewat saluran udara
- Deformasi tanah
Gangguan dari
luar untuk Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) antara lain :
-
Angin
yang menyebabkan dahan / ranting pohon mengenai SUTM
-
Surja
petir
-
Kegagalan atau kerusakan peralatan pada saluran
-
Cuaca diantaranya hujan angin ribut dan lain-lain
-
Binatang
dan benda-benda lain, misalnya benang layang-layang dan Lain-lain
Macam gangguan pada SUTM dapat dibagi
menjadi dua kelompok.
- Gangguan yang bersifat temporer, yang
dapat hilang dengan sendirinya atau dengan
memutuskan sesaat bagian yang
terganggu dari sumber tegangannya kemudian menutup
balik secara manual ataupun
secara otomatis, gangguan ini tidak menimbulkan kerusakan
pada peralatan di
SUTM. Gangguan ini jika tidak dapat hilang
dengan segera baik hilang
dengan sendirinya ataupun dengan Recloser / penutup
balik otomatis (PBO), dapat berubah
menjadi gangguan yang sifatnya permanent.
- Gangguan yang bersifat permanent,
dimana untuk membebaskannya diperlukan tindakan
perbaikkan dan atau
menyingkirkan gangguan tersebut, sehingga gangguan ini menyebabkan
pemutusan
tetap.
Penangulangan
gangguan dapat dilakukan dengan upaya2 sebagai berikut :
a.
Penanggulangan
yang sifat perbaikan., sifatnya melakukan perbaikan pada jaringan
peralatan yang terganggu. Kadang2 dalam
pelaksanaan perbaikan ada yang sifatnya
sementara yang kemudian dialkukan
perbaikan ulang.
b. Penanggulangan
yang sifatnya preventif, melakukan upaya2 pencegahan agar dimungkinkan
jaringan
tidak terganggu, misalnya inspeksi jaringan secara rutin dan berkesinambungan
serta langsung diupayakan pencegahannya, contoh sederhana adalah pemangkasan
pepohonan. Penanggulangan lain yang sifatnya preventif misalnya penggunaan
material yang
sesuai standard dan bermutu, pemeriksaan unjuk kerja peralatan
proteksi, pada daerah2 yang
sering terjadi gangguan tidak jelas yang sering
terjadi sambaran petir dapat diupayakan
pencegahannya misalnya perbaikan /
pemasangan arrester disertai kelengkapan pentanahan
yang baik dan lain
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar